Metode Grammar-Translation, yang digunakan dari akhir abad ke-18 hingga awal abad ke-20, dan metode langsung merupakan pendekatan penting dalam pendidikan bahasa asing.
Metode Grammar-Translation berfokus pada aturan tata bahasa dan penerjemahan, sementara metode langsung berfokus pada komunikasi dan peningkatan kemampuan berbicara.
Penting untuk memilih metode pengajaran yang fleksibel, dengan mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan masing-masing metode, serta karakteristik dan tujuan pembelajaran siswa.
Ⅰ Pendahuluan
Dalam teori pengajaran bahasa sebagai bahasa asing, berbagai metode pengajaran digunakan, di antaranya metode penerjemahan gramatikal dan metode langsung yang sangat menarik perhatian. Tugas ini akan membahas konsep dan karakteristik masing-masing metode, kemudian akan mengkaji perbedaan antara kedua metode tersebut.
Secara khusus, melalui analisis perbandingan peran peserta didik dan pengajar, serta metode pengajaran, kami berupaya untuk memahami dengan jelas kelebihan dan kekurangan dari kedua metodologi ini, guna mempertimbangkan metode pengajaran mana yang paling sesuai untuk peserta didik.
Ⅱ Isi
a. Konsep dan Karakteristik Metode Penerjemahan Gramatikal dan Metode Langsung
1. Metode Penerjemahan Gramatikal (Grammar-Translation Method) [Periode: Akhir abad ke-18 – abad ke-19]
Metode penerjemahan gramatikal yang digunakan pada akhir abad ke-18 hingga abad ke-19 diterapkan pada pengajaran bahasa Yunani dan Latin untuk studi sastra klasik abad pertengahan. Metode ini menekankan penghafalan kosakata, dan pengajar membimbing peserta didik untuk memahami isi melalui penerjemahan. Kosakata dan tata bahasa menjadi pusat perhatian, dan bahasa ibu peserta didik digunakan.
Namun, metode pengajaran ini dapat menyebabkan kesulitan dalam memahami kosakata dan tata bahasa karena kurangnya konteks, dan karena merupakan metode satu arah yang berpusat pada pengajar, peserta didik dapat merasa bosan dan terasing. Pada tahap awal pendidikan bahasa Korea (sebelum 1958, sebelum adanya lembaga pendidikan), metode penerjemahan gramatikal mendominasi. Pembelajaran tata bahasa dan kosakata dasar ditekankan, dan buku teks percakapan juga disusun berdasarkan penerjemahan.
2. Metode Langsung (Direct Method) [Akhir abad ke-19 - awal abad ke-20]
Metode langsung yang muncul pada akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 merupakan upaya untuk mengatasi keterbatasan metode penerjemahan gramatikal. Metode ini memperhatikan penggunaan bahasa yang sebenarnya, dan menekankan agar peserta didik menggunakan bahasa secara langsung. Metode ini juga menekankan pembelajaran lisan dan menjalankan pembelajaran yang berpusat pada bahasa target untuk menekankan realisme pembelajaran.
Keunggulan utama dari metode langsung adalah penekanan pada kemampuan berkomunikasi, yang memberikan pengalaman penggunaan bahasa yang nyata. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan komunikasi peserta didik. Namun, metode ini hanya menggunakan bahasa target, sehingga membutuhkan pengajar yang fasih, dan pengajaran yang sistematis mungkin sulit dilakukan.
b. Perbedaan Metode Penerjemahan Gramatikal dan Metode Langsung
Metode Penerjemahan Gramatikal Metode Langsung Peserta didik terutama memahami dan mengingat bahasa melalui penerjemahan. Peserta didik mempelajari dan menggunakan bahasa secara langsung melalui pengalaman. Aktivitas utama meliputi latihan penerjemahan, pembelajaran aturan tata bahasa, dan interpretasi kalimat. Pembelajaran dilakukan melalui aktivitas seperti percakapan, peran bermain, dan simulasi situasi nyata. Bahasa dipahami dan dianalisis dari segi tata bahasa. Bahasa dialami secara keseluruhan dan dipahami dalam konteksnya. Meningkatkan pengetahuan tata bahasa dan perbendaharaan kata, serta kemampuan menerjemahkan. Meningkatkan kemampuan komunikasi verbal peserta didik dan penguasaan pelafalan dan intonasi yang alami. Peserta didik terutama berperan sebagai peserta didik pasif. Peserta didik secara aktif terlibat dalam pembelajaran langsung. Pembelajaran terutama berpusat pada ceramah, dengan pengajar menyampaikan pengetahuan. Pembelajaran disusun berdasarkan interaksi dan aktivitas yang berpusat pada peserta didik. Kesalahan terutama dikoreksi dari segi tata bahasa. Kesalahan dianggap sebagai bagian dari proses pembelajaran, dan umpan balik digunakan untuk mendukung perkembangan peserta didik. Mungkin ada batasan dalam kecepatan peserta didik dalam menguasai bahasa. Peserta didik mungkin lebih mudah menguasai bahasa secara alami. Menekankan pada penerjemahan dan pemahaman bahasa. Menekankan pada pemahaman bahasa dan budaya secara bersamaan. Motivasi eksternal seperti nilai ujian mungkin ditekankan. Keingintahuan alami dan keinginan untuk berkomunikasi dari peserta didik dapat sangat memengaruhi motivasi belajar.
c. Perbandingan Metode Pengajaran Metode Penerjemahan Gramatikal dan Metode Langsung
1. Metode Penerjemahan Gramatikal (Grammar Translation Method - GTM):
Tujuan: Tujuan utamanya adalah mempelajari bahasa terutama dengan berfokus pada tata bahasa.
Bahasa Pembelajaran: Bahasa ibu peserta didik digunakan.
Metode Pengajaran:
Penjelasan aturan tata bahasa diikuti latihan menerjemahkan bahasa target ke bahasa ibu.
Pengajar berperan sebagai otoritas dan mengharapkan peserta didik untuk meniru.
Keunggulan: Tata bahasa bahasa target dapat dipelajari dengan cepat.
Kelemahan: Tidak berfokus pada peningkatan kemampuan komunikasi.
2. Metode Langsung (Direct Method - DM):
Tujuan: Tujuan utamanya adalah meningkatkan kemampuan komunikasi.
Bahasa Pembelajaran: Bahasa target digunakan seperti layaknya penutur asli.
Metode Pengajaran:
Pengajar bertindak seperti penutur asli dan peserta didik melakukan tebakan.
Penekanan pada konteks melalui latihan berbicara menggunakan kalimat.
Keunggulan: Peningkatan kemampuan komunikasi, pembelajaran kosakata dan kalimat sehari-hari.
Kelemahan: Pengajar harus memiliki kemampuan berbahasa yang setara dengan penutur asli.
3. Contoh Metode Penerjemahan Gramatikal dan Metode Langsung
① Metode Penerjemahan Gramatikal (Grammar Translation Method - GTM):
Penjelasan aturan tata bahasa diikuti latihan menerjemahkan bahasa target ke bahasa ibu.
Fokus utama pada membaca dan menulis.
Pemilihan kosakata disajikan bersama dengan terjemahan bahasa ibu, dan diberikan soal latihan penerjemahan.
Menekankan keakuratan, dan hampir tidak memperhatikan berbicara dan mendengarkan secara sistematis.
5. Pengajar menerjemahkan kalimat dalam bahasa target dan memberikannya kepada siswa, dan siswa berlatih memahami dan menerjemahkan kalimat tersebut.
6. Siswa menghafal aturan tata bahasa dan kosakata bahasa target, dan menggunakannya untuk menerjemahkan dan menafsirkan kalimat yang diberikan.
7. Pengajar terutama menjelaskan aturan tata bahasa melalui ceramah, dan siswa berfokus pada mengingat dan menerapkan aturan tersebut.
8. Siswa terutama mempelajari pengetahuan tata bahasa dengan mengerjakan soal-soal yang disusun berdasarkan buku teks atau aturan tata bahasa.
② Metode Langsung (Direct Method - DM):
Hanya menggunakan bahasa target sebagai bahasa pembelajaran.
Hanya mengajarkan kosakata dan kalimat yang digunakan sehari-hari.
Berlatih keterampilan komunikasi verbal melalui bentuk tanya jawab antara pengajar dan peserta didik.
Tata bahasa diajarkan secara induktif.
Menekankan pada pelafalan dan tata bahasa.
6. Siswa menggunakan bahasa target dan berkomunikasi melalui simulasi situasi tertentu atau peran bermain.
7. Pengajar membimbing siswa untuk menggunakan bahasa target melalui percakapan atau diskusi nyata.
8. Siswa berlatih berkomunikasi langsung dalam bahasa target berdasarkan situasi yang diberikan.
9. Pengajar membimbing siswa untuk menggunakan bahasa melalui simulasi berbagai situasi.
10. Siswa menggunakan bahasa target saat menyelesaikan masalah atau mengerjakan proyek.
Ⅲ Kesimpulan
Sebagai hasil perbandingan metode penerjemahan gramatikal dan metode langsung, penulis telah merenungkan pilihan metode pengajaran yang berpusat pada peserta didik dan fleksibilitas sikap. Kedua pendekatan ini saya anggap sangat penting dalam konteks pendidikan.
Pertama, penting untuk mempertimbangkan keragaman peserta didik. Peserta didik memiliki berbagai karakteristik, tujuan pembelajaran, latar belakang, dan pengalaman. Oleh karena itu, metode penerjemahan gramatikal mungkin efektif untuk sebagian peserta didik, sedangkan metode langsung mungkin lebih efektif untuk peserta didik lainnya. Penting untuk menyadari keragaman ini dan mempertimbangkan karakteristik individu masing-masing peserta didik.
Selain itu, penting untuk menyesuaikan metode pengajaran secara dinamis. Penyesuaian metode pengajaran diperlukan sesuai dengan perkembangan peserta didik dan situasi pembelajaran. Suatu metode pengajaran mungkin efektif pada suatu waktu, tetapi metode lain mungkin diperlukan pada waktu lainnya. Oleh karena itu, pengajar harus terus memantau situasi peserta didik dan menyesuaikan metode pengajaran sesuai kebutuhan.
Pendekatan ini akan membantu peserta didik belajar lebih efektif, dan membantu pengajar untuk lebih fleksibel dalam menanggapi proses pendidikan. Oleh karena itu, saya berpendapat bahwa pendidik yang dapat menghargai keragaman ini dan mampu beradaptasi dengan fleksibel sangat dibutuhkan di lingkungan pendidikan.
[Daftar Pustaka]
Kuminji, Teori Pengajaran Bahasa sebagai Bahasa Asing, Materi Pengajaran Lembaga Pendidikan Jarak Jauh.
Namseongwoo dkk (2006), Teori Pengajaran Bahasa dan Pendidikan Bahasa Korea, Korea Culture Publisher.
Ueunmi (2009). Penelitian tentang Metode Pengajaran Tata Bahasa untuk Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi, Program Pascasarjana Pendidikan Universitas Nasional Korea